COVID-19 atau Corona Virus Disaster 19 telah melumpuhkan seluruh kegiatan dunia termasuk negara
Indonesia. Sesuai dengan namanya “disaster”
virus ini menjadi bencana bagi dunia. Pengaruh yang diberikan melebihi bencana
alam yang sering terjadi. Virus yang berasal dari Wuhan, China ini merupakan jenis virus yang menyerang
pernapasan. Pernapasan pada manusia adalah paru-paru dan paru-paru dunia adalah
hutan. Bahkan Virus Corona hadir setelah
banyaknya hutan yang lumpuh. Mengingat terjadinya kebakaran hutan di China dan
Australia yang banyak memakan korban jiwa. Sama halnya dengan banyaknya korban
jiwa akibat virus Corona ini. Selain mereka yang meninggal dunia akibat positif
terpapar virus Corona, banyak masyarakat yang meninggal dunia akibat kelaparan
yang melanda. Apakah ini bukti
dari konteks “hukum
alam masih berlaku”?
Wallahu a'lam bisshowab.
Indonesia
stadium 4
Setelah dikeluarkannya kebijakan bekerja dari rumah,
belajar dari rumah, dan ibadah dari rumah,
Apa kabar Indonesia saat ini? Pengaruh virus Corona semakin terasa. Mengutip
data dari Badan Pusat Statistika (BPS) angka pengangguran di Indonesia naik
hingga 5,2 juta jiwa.
Angka pengangguran ini
di dominasi oleh usia produktif, mengingat waktu-waktu saat ini bertepatan
dengan banyaknya lulusan SMA/SMK/MA/MAK yang memilih menekuni karirnya dengan
bekerja, para pedagang yang kehilangan mata pencahariannya dan banyak karyawan
yang mendapatkan Putusan Hubungan
Kerja (PHK) dari tempat kerjanya. Kondisi pertumbuhan ekonomi negara
Indonesia pun menurun. Ditinjau dari konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemeerintah dan investasi yang menurun. Berdasarkan pemaparan menteri keuangan,
Sri Mulyani dalam video converence (1/4) menyatakan bahwa konsumsi rumah tangga
menurun menjadi 3,2 persen hingga 1,6 persen dan konsumsi pemerintah sejauh ini
sedang dipertahankan tetapi defisit pun mulai melebar. Pada kegiatan investasi,
Sri Mulyani bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah
mempersiapkan jauh hari terkait kondisi terburuk keuangan negara kedepan
apabila suatu hal buruk terjadi. Langkah yang dilakukan untuk mencegah krisis
ini pemerintah akan melakukan WFH, jaga jarak dan meningkatkan sektor kesehatan
publik.
Rupiah menguat tajam
Setelah terjadinya
pelemahan rupiah pada 28 April 2020 kini rupiah melejit. Rupiah sempat melemah
dalam perdagangan pasar spot beberapa hari lalu. Saat itu 1 US$ setara dengan
Rp. 15.400,00. Rupiah melemah 0,59 % dibandingkan posisi sebelumnya.
Akhir-akhir ini rupiah sering kali melesat dan sering kali memilki pergerakan
yang cepat di menit-menit perdagangan. Seperti yang terjadi pada 27 April 2020,
Rupiah hampir seharian melemah dan kemudian pada pukul 14.55 lima menit sebelum
penutupan lapak pasar spot rupiah kembali ke zona hijau dan berhasil
menyelesaikan perdagangan dengan apresiasi 0,26%. Bulan Aprill bisa disebut
sebagai bulan milik rupiah. Sejak awal April, rupiah sudah terapresiasi 5,46%
terhadap dolar AS. Investor pun akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar
karena suatu saat rupiah akan tertekan akibat aksi jual sehingga nilainya
melemah.
Indonesia defisit pangan
Ditengah-tengah
terjadinya pandemi virus corona ini, persediaan pangan di Indonesia mengalami defisit. Dilansir dari
pemaparan Jokowi pada telekonferensi di Istana Negara, laporan persediaan bahan
pangan khususnya bahan pangan beras
mengalami defisit di tujuh provinsi dan bahan pangan jagung mengalami
defisit di sebelas provinsi. Selain itu bahan pangan lain pun mengalami hal
serupa bahkan defisit yang dialami hampir diseluruh provinsi di Indonesia.
Perkiraan sementara telur ayam mengalami defisit di dua puluh dua provinsi,
stok gula pasir mengalami defisit di tiga puluh provinsi dan stok bawang putih mengalami
defisit di tiga puluh satu provinsi. Jokowi megambil kebijakan untuk segera
mendata seluruh defisit bahan pangan di Indonesia agar dapat dilakukan
pendistribusian pangan di tiap provinsi. Pengaruh defisit pangan juga dirasakan
oleh kalangan masyarakat kelas menengah
ke bawah. Harga bahan pangan yang mulai naik ditambah pandemi virus corona ini
terjadi di tengah-tengah bulan Ramadhan yang mana kondisi permintaan selalu
meningkat dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Fenomena inflasi terhadap motif ekonomi sering kali
terjadi akibat permintaan yang meningkat dan harga pun mengalami peningkatan
tanpa bisa diketahui. Hal ini menjadi inflation schedule yang terjadi setiap
tahun. Sedangkan kondisi pendapatan masyarakat pun mengalami perbedaan yang
signifikan antara pemasukan dan pengeluaran. Hal ini menjadi permasalahan
ekonomi dan juga sosial mengingat banyaknya kasus kelaparan yang terjadi di
tiap daerah.
Kebijakan
diri sendiri
Setelah berbagai
kebijakan pemerintah di keluarkan dalam rangka upaya pemutusan rantai
penyebaran virus corona ini apa yang selanjutnya harus diri ini lakukan?. Tentunya
mematuhi kebijakan pemerintah mengenai bekerja dari rumah, belajar dari rumah,
beribadah dari rumah, social distancing dan PSBB. Seperti hastag
yang viral saat ini yaitu #dirumahsaja menjadi gerakan sebagai upaya pemutusan
rantai penyebaran virus corona. Hal ini selain menjadi kebijakan pemerintah,
juga menjadi kebijakan diri sendiri. Selain upaya kesehatan (pemutusan rantai),
masihh banyak upaya yang harus dilakukan. Upaya yang harus dilakukan diantaranya upaya ekonomi dan sosial. Dalam upaya
ekonomi dapat dilakukan dengan mencegah dari membeli bahan-bahan yang
berlebihan baik bahan pangan mau pun bahan sandang. Hal ini dapat mengurangi
pengaruh defisit bahan pangan dan menjaga harga bahan pangan agar tetap stabil.
Upaya sosial dapan dilakukan diantaranya melalui penggalakan gerakan tengok
tetangga. Gerakan ini berupa gerakan menengok tetangga di samping kanan, kiri,
depan, dan belakang rumah kita. Gerakan ini
berfungsi untuk mengetahui adakah tetangga yang bernasib sama seperti
salah satu keluarga di Serang yang hanya minum air galon saat berbuka puasa dan
sahur. Gerakan ini dilakukan dengan menyisihkan satu porsi makanan untuk
diberikan kepada tetangga yang membutuhkan. Masih banyak kebijakan diri sendiri
dan gerakan yang dapat dilakukan dalam rangka hablumminallah dan habluminannas.
Semoga pandemi ini segera berakhir dan segala aspek kembali stabil. Aamiin
Penulis : Dewi Masithoh
.
Tags:
Artikel