Jejak Langkah Sang Kader

Jangan jadi kader baper!!

Napak tilas dan menguak eksistensi mengenai kader atau generasi yang pastinya jalan yang ia tempuh lumayan curam. Jalan dan kehidupannya tak terlepas dari ikatan dan pengabdian. Ikatan yang suci dan tulis hati. Pengabdian yang diperjuangkan dengan pengorbanan dan keikhlasan. Bukan hal yang patut untuk  dipamerkan tetapi harus dikerjakan dan dipertanggung jawabkan. Berbicara mengenai kader, generasi dan juga kaderisasi, apa makna yang tersirat dari kata tersebut.

Secara terminologi kader adalah subyek yang ada di dalam sebuah organisasi demi mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut. Kader merupakan bingkai yang menghiasi dan melindungi bangsa melalui apa yang dia abdikan di masyarakat. Kapasitas dan dedikasi yang dilakukan kader untuk mewujudkan citra bangsa, pastinya memiliki jalan yang terjal. Kader adalah ujung tombak dan tulang punggung continue sebuah organisasi. Dari mereka, bukan hanya diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, tetapi juga pengkaderan dalam lingkup luas. Yang mampu mengendalikan kebobrokan zaman. Langkah demi langkah, susah ataupun mudah harus dilewati untuk mencapai prestasi dan berdedikasi tinggi. Perjuangan pengorbanan kehilangan dan keikhlasan harus dilalui. 

Kader Ambyar atau Kader Baper
Akhir akhir ini seringkali mendengar kata kader ambyar dan kader baper. Sebenarnya apa sih makna tersirat dibalik kata kata itu?
Pasti terngiang ngiang tentang ungkapan itu. Seorang kader pastinya tidak membawa hati didalam organisasi. Tidak mencampuri urusan organisasi dengan urusan pribadi. Dan tidak membawa hati didalam organisasi. Karena pada dasarnya masalah hati sangat lemah dan rapuh. Seperti kayu yang setiap hari terkena air hujan. Organisasi bukanlah tempat singgah lalu berpindah. Formalitas hanya sebuah kata untuk menjadi kader yang abal abal. 

Paradigma Kader Militan
Jika selama ini kader hanya berpikir bagaimana agar bisa hidup, dan itu saja cukup, maka sekarang bukan lagi masalah bertahan hidup tetapi tuntutan kader sekarang adalah bagaimana organisasi yang digelutinya memenangkan persaingan yang terjadi.Semakin kreatif kader dalam hal mempublikasikan kegiatan-kegiatannya, mempublikasikan produk-produknya, merekrut kader mudanya, maka akan semakin besar peluang memenangkan persaingan terutama dengan organisasi yang notabenenya nonislam. Organisasi yang memenangkan, sudah tentu dapat menjadi eksis dan terkenal, yang implikasinya dapat memudahkan organisasi tersebut merekrut kader yang lebih baik lagi ke depannya.Kader yang inovatif akan memberikan aliran udara segar bagi para penghuni organisasi, yang bisa meniupkan topan semangat dan keceriaan dalam berbuat kebaikan. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang masih baru dan fresh yang ditujukan pada sasaran organisasi, membuat sasaran akan semakin tertarik dan bersemangat mengikuti organisasi tersebut. Sehingga pengrekrutan kader selanjutnya akan semakin mudah dan memiliki peluang besar.Seperti yang telah diketahui bahwasanya umur jabatan kader di setiap organisasi tidak lama, adanya tenggat masa jabatan yang menandakan berakhirnya amanah yang diembannya dalam organisasi itu, maka sudah seharusnya kader-kader tersebut mempersiapkan para penerus yang akan menggantikan mereka. Tentu bukan perkara mudah dalam memilih kader baru yang compatible.Dunia organisasi, hanyalah cuplikan kecil kehidupan sekelompok manusia yang menjalankan amanah, ada begitu banyak cuplikan lain dalam persendian hidup manusia. Ada begitu banyak organisasi bentuk lain di dunia ini, bahkan bentuk itu terdapat pada unit terkecil diri kita sendiri, yang dinamakan kepemimpinan dan pengorganisasian diri sendiri.
Tantangan dan beban dakwah semakin hari semakin besar dan rumit. Banyak di antara kader yang mulai “melebur” serta berbalik haluan dan pergi entah ke mana. Kini, kader militan itu pun dirindukan oleh lingkungannya. Sebuah sosok yang tetap bertahan dalam menjaga intergritas serta tetap istiqomah di jalan dakwah. Terkadang, memang butuh waktu dan persiapan yang ekstra dalam meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi kader yang militan. Namun yakinlah, selama keyakinan itu masih menghujam dan bersemayam di hati, maka Allah akan selalu mengarahkan kita untuk memperoleh hidayah-Nya. Teruslah berjuang karena surga itu manis, sehingga terkadang kita harus melalui pahitnya pengorbanan untuk mendapatkannya.
Karena hidup bukanlah sebatas lembaran buku ataupun hanya sekotak ruangan untuk berlindung. Bukan juga sebatas layar kaca serba guna yang selalu mendampingi. Kehidupan yang sebenarnya ialah keluar dari zona nyaman. Dengan rasa keikhlasan dan pengorbanan. Untuk melawan kebodohan dan mencerdaskan kehidupan. Berdedikasi tinggi dan berprestasi untuk negeri.

Penulis : 
Dita Fitria Wati
Anggota HW UMS angkatan 2019
Mahasiswa Fakultas Hukum UMS
Kader Muhammadiyah Ponorogo

1 Komentar

  1. Akhir akhir ini seringkali mendengar kata kader ambyar dan kader baper. Sebenarnya apa sih makna tersirat dibalik kata kata itu?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama