HW UMS menjadi Instruktur Diklat Perdana Hizbul wathan Kafilah Ir. Djuanda Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


Hizbul wathan Kafilah Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) Mendapat kepercayaan diundang langsung oleh pengurus Hizbul wathan Kafilah Ir. Djuanda  Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (HW UMT) untuk berkolaborasi dan menjadi instruktur dalam diklat perdana mereka yang dilaksanakan pada tanggal 21-25 Februari 2019 bertempatkan di Universitas Muhammadiyah Tasikamlaya. Untuk memenuhi undangan tersebut hw ums mengutus dua instukturnya yaitu Rakanda Ridho Wahyudi dan Rakanda M Dahlan Amien, disana mereka benar-benar diberikan kepercayaan untuk memegang jalanya acara, baik sebagai pengisi materi diklat ruang yang dilaksanakan selama dua hari dan dilanjut diklat lapangan selama tiga hari yang bertempatkan di hutan pinus, wisata batu cakra desa Darmacaang Ciamis Jawa Barat.
Instruktur HW UMS memiliki peran yang sangat penting dikarenakan Hizbul Wathan di UMT merupakan UKM atau Ortom yang baru sehingga belum mengetahui tatacara ataupun teknisi pengelolaan diklat secara real di lapangan, maka pada akhirnya mereka mengundang HW UMS.
“Dulu saya dan dua rekan saya mengikuti gladian yang diadakan hw ums, sehingga saat kami mengadakan perumusan untuk mengadakan diklat kami langsung teringat hw ums yang menjadi inspirasi kami mendirikan hw di umt, dan diklat kali ini merupakan diklat perdana kami yang pesetanyapun terdiri dari perintis sampai ngggota baru saat ini” tutur Syawalia (salah satu perintis HW umt).
“Adapun materi yang kami berikan baik saat diklat ruang maupun diklat lapang yaitu diantaranya ada dasar-dasar pertolongan lapangan, kesehatan lapangan, sar/rescue dan massih banyak lagi bahkan kami tak lupa membarengi semua itu dengan penekankan pada pembangunan sepirit untuk memotivasi mereka agar mereka bisa menjadi lebih baik lagi, lagi dan lagi” tutur M Dahlan Amien (selaku Instruktur hw ums). 
“Disana Kami mendapatkan pengalaman yang lebih dari sekedar pengalaman, karena disana kami menginstrukturi orang yang berbeda cultur dan tentunya berbeda karakter dengan kami yang dilatar belakangi jawa dan mereka sunda” lajutnya
Seorang Penuntun, Kesatria Berbaret merah harus siap melaksanakan perintah tanpa membantah, demi kebaikan dan kemajuan bersama. (Rahmi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama