Pesan dibalik Silaturahmi dengan ramanda Uun Harun Arrashid ( Kwartir PUsat HW) di Tasikmalaya





Ramanda Uun Harun Arrashid adalah Pimpinan Kwartir Pusat Hizbul Wathan di Tasikmalaya, maka dari itu Instruktur Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) yang  menjadi utusan kegiatan diklat Hizbul Wathan Universitas Tasikmalaya (HW UMT) menyempatan mengunjungi rumah beliau untuk bersilaturahmi dan sedikit berbincang.
Beliau bercerita panjang lebar dan memberikan pesan yang begitu berarti untuk HW UMS,  beliau mengatakan ada tiga kategori atau jenis dalam kuwartir pusat, yaitu pelatih, instruktur dan narasumber.
Pelatih adalah iya yang lulus jaya melati satu dan dua, yang tentunya mengetahui metode, kurikulum, ataupun evaluasi yang bersangkutan dengan pengajaran. Dan instruktur adalah seorang ahli yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya, pengajar serta, pengasuh, sedangkan narasumber adalah penceramah yang berbicara.
Tak hanya itu beliau juga sangat mengapresiasi dan mengacungkan jempol atas kegiatan HW UMS bahkan bangga karena kafilah hw ums sudah mulai menerapkan satuan yang terpisah, meskipun untuk qobilahnya sendiri belum menerapkan  satuan terpisah,  akan tetapi iya juga berpesan bawa lain kali untuk  kegiatan selanjutnya harus memberlakukan penggunakan  prosedur atau sesuai dengan kurikulum yang diterbitkan pusat, apabila mana nati menemukan kekurangan dalam pelaksanaannya maka seorang instruktur atau pelatih bisa menambakannya ketika berada di lapangan. 
Adapun untuk pelatihan, kita bisa mengadakan pelatihan pusat seperti pelatihan kebencanaan akan tetapi kita harus ingat bahwa segala apapun yang akan menjadi acuan pelatihan maka  semuany harus berada dibawah kuwartir pusat dan bergiatlah sesuai pedoman yang diterbitkan pusat baik itu pedoman pelatihan penghela, penuntun dan kepemimpinan.
Tugas kita saat ini yaitu mempelaari, memahami, mendalami tentang Administrasinya beserta penerapan AD/ART  agar semuanya benar-benar tersusun rapi, dengan catatan tambahan bahwa seorang  Penuntun harus ikut jaya melati 1 Karena sebenarnya Jenjang kepanduaan itu bukan berdasarekan kecerdasan tpi umur,karena itu semua sudah  berdasarkan filosofinya.
Dan harus ada yang ditanamkan dalam jiwa pandu hizbul wathan karena iya memiliki nilai plus dari pandu biasa, seperti halnya dalam Mars HW yang mana dapat membentuk jati diri “teguh Hati sebagai baaja”.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama