Ular dan Manusia

Berbicara tentang ular faktanya ular adalah satwa liar yang habitatnya paling dekat dengan manusia, hal ini membuat resiko konflik antara satwa ular dan manusia sangat besar, dilihat dari segi lingkungan dan pandangan islam, bagaimana kita menyikapinya?

Dilihat dari lingkungannya, habitat ular menempati berbagai karakteristik lingkungan, mulai dari fossoreal (dibawah tanah), terresreal (permukaan tanah),  alboreal (pepohonan), semi aquatik, dan aquatik, hal ini membuat ular bisa ditemui di hampir semua medan. Selain itu ular merupakan satwa yang unik, karena setiap jenis ular memiliki karakteristik yang berbeda dan perlu diketahui spesies ular di indonesia ada 348 spesies dengan 76 spesies yang berbisa mulai dari berbisa rendah maupun tinggi, dari yang sering dijumpai sampai kategori langka.

Di rantai makanan ular memegang posisi yang vital, ular adalah konsumen tingkat 2 dalam rantai makanan, keberadaan ular sangat mempengaruhi jumlah dan populasi konsumen dibawahnya maupun diatasnya, dengan adanya jumlah populasi ular yang ideal, akan membuat rantai makanan menjadi balance. Namun sering kita temui  fenomena ular berkonflik dengan manusia di tempat yang tidak seharusnya menjadi habitat ular, seperti di perumahan, kawasan industri, bahkan ada yang sampai ke ranah ruang privat kita. Tak bisa kita hindari bahwasannya fenomena tersebut adalah imbas ekpansi manusia terhadap lingkungan, tak peduli itu alam seperti apa yang didalamnya terdapat ekosistem kehidupan manusia selalu mengedepankan egonya untuk menempatinya, berapa banyak yang dahulunya sawah menghijau sekarang menjadi bangunan 2 lantai beratap coklat dengan gerbang rapat, berapa banyak aliran sungai yang dulu jernih tempat hidup berbagai satwa sekarang berubah menjadi keruh, bau, jangankan untuk diminum dipandang saja tidak layak. Lalu ketika konflik kita hanya menyalahkan mereka (ular) padahal mereka hanya mencari makan dan tempat berlindung dimana habitat aslinya sudah tiada, mereka hanya menyambung hidup sedangkan kita membangun hasrat kepuasan.

Tidak dapat dipungkiri, semakin bertambanya populasi manusia dan kebutuhan hidup manusia membuat manusia semakin tidak memikirkan dampak lingkungan yang akan dihadapi, fenomena ular di pemukiman hanya sebagian kecil dampak dari berbagai dampak lingkungan yang ada. Ekpansi manusia terhadap lingkungan memang sulit untuk dihindari dikarenakan kebutuhan dan tuntutan, namun sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki amanah dan tanggungjawab dalam menjaganya, sejatinya manusia dibekali hati nurani namun kebanyakan nafsu yang mengusai, sejatinya manusiajuga dibekali akal fikirian namun tertutup ego dan ambisi, “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

Penulis : Rakanda Rifa'i (Ketua Divisi Diklat Putra)