MENITI PESONA SUNSET DI LERENG LAWU (Pendakian Gunung Lawu via Jalur Tambak)




Di tengah pandemi Covid-19, beberapa Pos induk (basecamp) pendakian gunung di Jawa Tengah memberlakukan aturan ketat protokol kesehatan seperti membawa surat keterangan sehat, membawa surat rapid-test, dan sebagainya. Ada pula basecamp yang menutup jalur pendakian guna mencegah munculnya klaster baru pasien covid-19 dari kalangan pendaki. Namun, beberapa basecamp terutama di Gunung Lawu memberi keringanan kepada para pendaki soal aturan pendakian. Protokol kesehatan yang diterapkan cukup mudah dan aman, pendaki diwajibkan membawa masker, hand sanitizer, menjaga jarak saat pendakian dan memperhatikan arahan penjaga basecamp.

“Panggilan alam” memang tak bisa di di hiraukan begitu saja bagi mereka yang sudah pernah menapaki puncak gunung atau menempuh rimba. Penulis bersama 3 rekan dari Hizbul Wathan UMS melakukan pendakian Gunung Lawu pada 23  25 Agustus 2020 melalui jalur yang baru. Jalur ini di resmikan tanggal 15 Agustus 2020 yaitu Jalur Tambak. Jalur ini terletak di Dusun Tambak, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya bisa ditemukan di aplikasi google map dan akses perjalanan menuju basecamp bisa di jangkau dengan mudah. 

Basecamp pendakian Lawu via jalur Tambak terletak di teras rumah Pak Ponco dan di kelola oleh Gentapala. Penduduk setempat yang dominan berprofesi sebagai petani sayur sangat ramah menyambut tamu yang akan sowan ke Gunung Lawu. Untuk dapat menyandang status resmi pendaki kita di wajibkan untuk membayar tiket atau simaksi sebesar 20.000 rupiah. Basecamp ini sendiri terletak di ketinggian ±1400-an mdpl dan memiliki panjang jalur pendakian 8,8 km. Bisa disimpulkan dari sekian jalur di Gunung Lawu ini merupakan jalur terpanjang ke-dua setelah jalur Jogorogo, Magetan.
Menilik perjalanan dari basecamp hingga ke puncak, jalur Tambak memiliki 5 pos pendakian. Jalur perjalanan tidak terlalu berundak dan cukup rata, karena sebelumnya jalur ini digunakan untuk jalur motor trail. Berikut penulis akan memaparkan sedikit review pendakian melalui jalur ini.

BASECAMP (POS INDUK)  POS 1 KILBAN
Perjalanan dimulai melewati ladang warga setempat menuju gerbang pendakian dapat ditempuh ±5 menit perjalanan. Di pertengahan basecamp antara pos 1 terdapat pos bayangan. Vegetasi di dominasi oleh pohon pinus yang besar. Ada juga tanaman pucuk merah, rumput setaria, bahkan masih ada juga pohon pisang. Pos 1 Kilban atau kalau penduduk setempat menyebutnya Kelban terletak di ketinggian 1574 mdpl. Jarak dari basecamp adalah 1,9 km dengan estimasi 1 jam. Kami berjalan dengan cukup santai, jadi waktu yang kami tempuh ±2 jam.

POS 1  POS 2 AROH
Setelah melewati pos 1 kita akan menjumpai vegetasi yang cukup rapat dan rimbun. Seolah-olah Pos 1 adalah gerbang menunju rimba-nya gunung Lawu. Vegetasi yang rapat membuat pendaki cukup di untungkan ketika mendaki di siang hari, karena terik matahari tak langsung mengenai kulit. Terdapat shelter di pos 2 dan terdapat area camp sekitar 20 meter dari shelter. Suara burung-burung menjadi backsound di area pos ini hingga menuju pos selanjutnya. Pos 2 Aroh ini terletak di ketinggian 1840 mdpl dengan jarak tempuh 1,1 km dan estimasi perjalanan 45 menit. Lagi-lagi kami menempuh dengan santainya hingga memakan waktu ±1,5 jam. Selain itu, kami dapat masukkan dari warga setempat untuk berhati-hati ketika meniti perjalanan dari pos 1 hingga pos 2 di waktu maghrib. 

POS 2  POS 3 CEMORO DOWO
Suasana dari pos 2 hingga ke pos selanjutnya masih seperti hutan belantara. Kita akan menjumpai tanda-tanda pos 3 ketika melihat pohon cemara yang terlihat menjulang tinggi dari tanaman lain di sekitarnya. Pos 3 Cemoro Dowo terletak di ketinggian 2156 mdpl dengan jarak tempuh 1,4 km dan dapat ditempuh selama ±1,5 jam perjalanan. Terdapat shelter dan area camp yang bisa didirikan 4 tenda kapasitas kecil (2 orang). Di pos ini kita bisa melihat barisan pemukiman di Tawangmangu dan indahnya kawasan perbukitan  Mongkrang. Pada waktu malam kita bisa mendengarkan nafas gunung Lawu dan suara desit pintu dari gesekan antar pepohonan di sekitar pos tersebut. 

POS 3  POS 4 TLOGO BATOK
Mulai dari pos 3 hingga pos-pos selanjutnya perjalanan cukup menguras tenaga. Vegetasi cukup terbuka dan jalur mulai menguji sendi-sendi kaki dengan tanjakan yang ngga dikasih ampun. Meskipun banyak tanjakan namun kondisi jalur tidak berundak dan suguhan keragaman flora dan fauna mulai menampakkan pesonanya. Di perjalanan menuju pos 4 pendaki akan disuguhkan indahnya sisi barat gunung lawu beserta nampaknya batas cakrawala. Selama menuju pos 4 bila beruntung kita akan menjumpai beberapa Lutung (kera ekor panjang) yang berwarna hitam keabuan. Tanaman arbei hutan yang dapat di konsumsi dan di temukan sepanjang pos 3 ke atas, lumayan untuk cemilan selama pendakian. Pos 4 Tlogo Batok terletak di ketinggian 2430 mdpl dengan jarak 0,8 km dari pos sebelumnya dan bisa di tempuh dengan santai sekitar ±1,5 jam. Terdapat shelter dan area camp di pos ini, namun masih ada bekas batang dan akar di sekitarnya. Walaupun namanya Tlogo Batok disini belum terdapat sumber air, jadi hematlah air sebisa mungkin. 

POS 4  POS 5 SABANA SUKET KUNING
Vegetasi menuju pos 5 tak jauh berbeda dari perjalanan pos sebelumnya. Bonusnya adalah beberapa medan landai dan hiasan tanaman edelweis di sepanjang jalur pendakian. Di pertengahan antar pos terdapat hutan lumut yang tampak asri yang menawarkan kepada pendaki untuk sekedar beristirahat disana. Bila beruntung, kita dapat melihat beberapa burung elang terbang tak jauh dari jalur pendakian hingga pos 5. Pos 5 Suket Kuning merupakan sabana yang berada di ketinggian 2831 mdpl pada punggungan sisi barat gunung Lawu. Perjalanan menuju pos ini dapat di tempuh dengan santai ±2 jam. Disini dapat di jumpai tanamana edelweiss berwarna kuning dan ungu juga terdapat beberapa spot foto yang menarik. Terdapat area camp disini, namun tidak di rekomendasikan mendirikan tenda apabila angin berhembus kencang 

POS 5  SUNSET CAMP
Perjalanan menuju Sunset camp cukup lumayan menguras energi pendaki. Apalagi ketika musim kemarau dan berjalan di siang hari, matahari menyengat serta angin yang berhembus menjadi tantangan tersendiri bagi pendaki. Di pertengahan menuju sunset camp terdapat brakseng atau semacam shelter. Ketika angin berhembus kencang, di sarankan untuk mendirikan tenda di sekitar brakseng saja, namun apabila angin bersahabat bisa langsung mendirikan tenda di area sunset camp. Sunset camp berada di ketinggian ketinggian 2975 mdpl dapat ditempuh sekitar 1 jam dari pos 5. Banyak spot foto dan bonus apabila beruntung saat menuju sunset camp. Antara lain: hamparan sabana yang menguning di musim kemarau, pohon-pohon mati nan unik, tanaman edelweiss berwarna kuning, putih dan ungu, menjangan (rusa jawa) yang tak malu-malu berada di sekitar sunset camp, mata air di kala musim hujan, dan yang paling utama apabila cuaca cerah kita dapat menyaksikan pesona terbenamnya matahari pada batas cakrawala. Walau belum mencapai puncak tertinggi Gunung Lawu, perjalanan bisa saja terbayarkan disini dengan catatan Apabila Anda Beruntung.

SUNSET CAMP  SELO PENANGKEP  HARGO DALEM & HARGO DUMILAH
Selo Penangkep merupakan pertemuan antara jalur Tambak dengan jalur Cemoro Kandang. Perjalanan dari sunset camp menuju Selo Penangkep dapat di tempuh sekitar ±30 menit. Dari Selo Penangkep menuju Hargo Dalem membutuhkan waktu perjalanan ±45 menit. Vegetasi di dominasi rerumputan sabana ddan tanaman cantigi dengan medan yang landai. Tak lupa sesampainya di Hargo Dalem kita juga bisa berkunjung ke warung-warung disana. Menu yang paling di nanti-nanti oleh pendaki adalah nasi pecel plus telur dadar khas warung kenamaan di kalangan pendaki yaitu warung Mbok Yem. Setelah dari Hargo Dalem pendaki bisa langsung menuju puncak tertinggi Gunung Lawu (baca: Hargo Dumilah) bisa dengan dipandu burung Jalak Lawu. Untuk sampai ke Hargo Dumilah hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit. Di Hargo Dumilah terdapat monumen puncak Lawu dan pendaki dapat menikmati pemandangan yang indah di sana.

Pendakian gunung Lawu via jalur Tambak yang masih nampak asri seakan jadi pesona tersendiri bagi penulis di antara jalur lainnya. Jalur resmi yang berada di sisi barat ini menyuguhkan keragaman flora dan fauna yang sedikit berbeda dari 2 jalur pendakian Lawu lainnya yang berada di Jawa Tengah. Untuk estimasi turun dari puncak hingga per pos hanya membutuhkan waktu 30  45 menit saja. Menurut penulis, jalur ini cocok untuk di tempuh dengan santai maupun trail run/tektok. Kendala sumber air di jalur pendakian menjadi perhatian, pengelola setempat terus mengusahakan adanya sumber air di sekitar pos 4 yang rencananya akan rampung tahun depan. 

Pemandangan yang di tawarkan kepada pendaki merupakan salahsatu bukti keagungan-Nya. Dalam perjalanan apapun kita harus bisa mengambil pelajaran apapun selama menapaki bumi-Nya. Sebab manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Sebagai khalifah kita turut andil dalam menjaga keseimbangan alam ini dengan tidak mengotori atau pun berbuat kerusakan di muka bumi ini. See you next trip
Salam HW,
Fastabiqul Khairat!

Penulis:
Wahid Ilham Isnanto
(Kader Hizbul Wathan UMS)

2 Komentar

  1. I have exactly the same problem. Anyone got a suggestion? MyCoverageInfo

    BalasHapus
  2. Thanks for sharing this post. I got information on this post. Keep sharing.
    Bankruptcy Lawyers Near Me

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama