MANFAAT APEL SAAT DIKLAT SESI LAPANGAN HIZBUL WATHAN KAFILAH PENUNTUN MOHAMMAD DJAZMAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA




MANFAAT APEL SAAT DIKLAT SESI LAPANGAN HIZBUL WATHAN KAFILAH PENUNTUN MOHAMMAD DJAZMAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Mar’ati Nuri Jannati Meiliana Insan Soleha

Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta nurijannati@gmail.com


ABSTRACT

Potassium ingredients in apples which could act as a source of energy and fatigue dampers for the human body. With the contained potassium in apples, this fruit is included in the list of mandatory luggage for the participants of field training Hizbul Wathan Scouting Movement Guiding Caravan (Kafilah) Mohammad Djazman Muhammadiyah Surakarta University. But the result of the survei showed that many of the training participants in the field had not yet known that the potassium contained in apples could be useful as a source of energy and a fatigue damper for the body. That is why it is necessary to disseminate the chemical elements contained in the apple and it is benefits during the training for the paticipants of field training Hizbul Wathan Scouting Movement Guiding Caravan (Kafilah) Mohammad Djazman Muhammadiyah Surakarta University.
Keywords: Apple ingredients, field training, benefits of potassium, lactid acid.

PENDAHULUAN


                       Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman sebagai organsasi otonom dan unit kegiatan mahasiswa yang berada di Universitas Muhammadiyah    Surakarta,    dalam  melakukan pengkaderan   HW   UMS   memiliki   sistem   tingkat    awal   yaitu    diklat (pendidikan dan pelatihan) anggota. Sistem ini dikenal oleh kafilah penuntun se-Indonesia dengan waktu yang lama dan jarak tempuh yang jauh. Tujuannya agar calon anggota terdidik sebagai kader yang memiliki kecakapan dalam beribadah, berkehidupan serta sebagai tonggak estafet
kepemimpinan kelak.




Pendidikan dan pelatihan anggota terbagi menjadi 2 sesi yaitu sesi ruang dan sesi lapangan. Pada sesi ruang calon anggota diberi teori yang mendukung kegiatan sesi lapangan, sedangkan sesi lapangan merupakan implementasi ilmu yang telah didapatkan calon anggota ketika pembekalan saat sesi ruang.
Medan yang ditempuh saat pelaksanaan sesi lapangan salah satunya gunung hutan, maka perencanaan dan persiapan sebelum perjalanan harus matang, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Persiapan sebelum perjalanan yang baik terdiri dari managemant mental dan fisik, pengetahuan dan keterampilan, administrasi, peralatan dan makanan.
Hasil pengkajian para ahli gizi olahraga menunjukkan bahwa dengan makanan optimal maka energi dapat tersedia dengan cukup, sehingga menghasilkan kemampuan kerja dan waktu pemulihan yang lebih baik (Driskell, 2007). Pentingnya makanan dalam manajemen perjalanan memiliki hubungan yang erat. Karena dari makanan manusia mendapatkan energi untuk bergerak.
Selama perjalanan Diklat sesi lapangan, tubuh manusia menerima rangsangan yang menyebabkan otot berkontraksi secara terus menerus, sehingga suplai oksigen ke otot akan berkurang. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pergeseran sumber energi aktivitas otot yang semula berasal dari asam lemak ketika suplai oksigen yang cukup, kemudian beralih ke sumber energi lain yang proses perombakannya tidak memerlukan oksigen (Murray, 2005).
Matthew (2003) menyebutkan bahwa otot dapat tetap beraktivitas saat suplai oksigen berkurang dengan menggunakan Adenosine Triphosphat (ATP) dan Ceratine Phosphate (CP) sebagai sumber energi. Ketersediaan kedua senyawa tersebut pada sel otot sangat terbatas sehingga hanya mampu mencukupi energi untuk aktivitas secara continue saat ketersediaan oksigen tidak cukup, maka dapat digunakan sumber energi lain berupa karbohidrat yaitu glukosa.
Semua karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan dikonversi menjadi glukosa yang kemudian disimpan oleh hati dan otot sebagai glikogen untuk cadangan energi (Lamb, 1984, Fox et al., 1993). Glikogen diubah menjadi asam piruvat melalui reaksi glikosis anaerobik (Ardle et al., 1981).




Glikolisis anaerobik adalah serangkaian reaksi kimia yang menghasilkan energi tanpa melibatkan oksigen dalam reaksi kimianya. Glikolisis anaerobik akan melepaskan energi dari molekul glikogen. Energi yang dihasilkan dari ATP dapat digunakan otot untuk beraktivitas fisik (Pateet al., 1984, Foxet al., 1993)
Murray (2005) menjelaskan bahwa reaksi glikolisis berlangsung di sitosol sel otot dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen). Glikolisis anaerobik sangat bermanfaat dalam penyediaan energi dalam waktu yang relatif cepat dan tanpa oksigen. Namun, glikolisis anaerobik juga memiliki kelemahan, yaitu menghasilkan suatu produk akhir berupa asam laktat yang sangat merugikan karena dapat menyebabkan kelelahan kerja otot.
Weihrer (1991) menjelaskan bahwa asam laktat adalah biomolekul tiga karbon dengan gugus karboksil dan gugus hidroksil. Asam laktat merupakan asam yang cukup kuat. Farenia et al. (2010) memaparkan bahwa asam laktat adalah produk akhir dari proses glikolisis anaerob yang dihasilkan oleh sel darah merah dan sel otot yang aktif. Dalam keadaan istirahat, asam laktat dihasilkan oleh sel darah merah, sel darah putih, otak, sel otot, sel hepar, mukosa usus, dan kulit.
Ardle et al. (1981) dan Fox et al. (1993) berpendapat bahwa asam laktat yang terbentuk dari glikolisis anaerobik akan menurunkan pH sehingga suasana otot berubah menjadi asam. Keadaan ini dapat meningkatkan keasaman darah apabila berlangsung lama. Perubahan pH dalam otot yang menjadi asam ini akan menghambat kerja enzim - enzim glikolisis sehingga akan mengganggu reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya energi yang dihasilkan sehingga kontraksi otot semakin lemah dan pada akhirnya otot akan mengalami kelelahan.
Apel termasuk dalam daftar perbekalan individu. Karena apel salah satu buah yang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh, diantaranya mampu memberikan energi yang diperlukan oleh tubuh saat pendidikan dan pelatihan. Buah ini mengandung karbohidrat, vitamin c dan b, enzim, potasium, serta apel dapat mengurangi produksi asam laktat dalam tubuh yang dapat membuat tubuh kita menjadi cepat lelah serta lesu ( (Laseduw, 2013)
Potasium merupakan elektrolit yang menjaga sistem saraf bekerja dengan baik dan melemaskan otot-otot. Potasium juga menjadi senjata ampuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal secara alami. Tubuh juga




memerlukan potasium untuk mengubah gula dalam darah menjadi energi. Jika manusia kekurangan potasium, tubuh akan terasa lemah, letih, dan emosi mudah tersulut.
Menurut Angka Kecukupan Gizi yang diatur oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, Kebutuhan harian potasium untuk remaja dan dewasa mencapai 4.700 mg/hari. Apel yang berwarna merah tergolong memiliki kandungan potasium cukup tinggi. Setiap 100 gram bagian apel merah yang dimakan terdapat kandungan sekitar 203 mg potasium.
Potasium sangat penting dalam menghantarkan impuls saraf serta pembebasan tenaga dari protein, lemak dan karbohidrat sewaktu metabolisme. Potasium bergerak di dalam tubuh secara difusi, absorbsi, dan sekresi. Potasium memasuki tubuh dari saluran usus dengan cara difusi melalui dinding kapiler dan absorbsi aktif. Potasium masuk ke dalam sel-sel dengan cara difusi dan membutuhkan proses metabolisme yang aktif. Potasium dibuang melalui urine dengan cara sekresi dan penyaringan, dan sebagian kecil dibuang melalui feses. Potasium juga berperan penting dalam penyampaian impuls-impuls saraf ke serat-serat otot dan dalam kemampuan otot berkontraksi (Nasution dan Darwin, 1998). Potasium mudah sekali diserap tubuh, diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil (Winarno, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui manfaat apel saat Diklat sesi lapangan di HW UMS.


METODE PENELITIAN


Jenis penelitian

Penelitian   ini   menggunakan   metode   kuantitatif      menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa buah apel bisa menambah energi dan meredamkan rasa lelah saat perjalanan jauh dengan menggunakan metode survei kuantitatif. Didalam metode ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.




Populasi dan sampel


Margono (2010:118) menyatakan populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menurut Sugiyono (2012:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik  yang dimiliki populasi tersebut. Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 29 responden anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 06 – 09 Juli 2019 di Markas Komando Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yang bertempat di kompleks Griya Mahasiswa Kampus 1 Jl. Ahmad Yani Trombol Pos 1, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102.


HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Hasil penelitian dari 29 responden anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kuesioner
Sangat
membantu
membantu
Tidak
membantu
Jumlah
responden
13
15
1
Persentase
44%
51%
3%

Pembahasan


1.  Responden berjumlah 13 orang dengan persentase 44 % telah memilih kolom “sangat membantu”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta mengetahui manfaat buah apel, tidak hanya sebatas penghilang dahaga




tetapi sebagai penambah energi dan meredakan rasa lelah saat Diklat sesi lapangan.
2.  Responden berjumlah 15 orang dengan persentase 51 % telah memilih kolom “membantu”. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan buah apel hanya sebagai penghilang dahaga, karena jumlah yang dikonsumsi terbatas sehingga pengembalian energi kurang berasa saat Diklat sesi lapangan.
3.  Responden berjumlah 1 orang dengan persentase 3 % telah memilih kolom “tidak membantu”. Hasil tersebut menunjukkan ada anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak mengetahui manfaat buah apel sama sekali saat Diklat sesi lapangan.


KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Mayoritas anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan buah apel hanya sebagai penghilang dahaga, karena jumlah yang dikonsumsi terbatas sehingga pengembalian energi kurang berasa saat Diklat sesi lapangan, jadi tidak semua anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad  Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta mengetahui manfaat buah apel sebagai penambah energi dan meredakan rasa lelah saat Diklat sesi lapangan.

Saran


Mengadakan sosialisasi pentingnya manfaat buah apel saat diklat kepada calon anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.




REFERENSI

Anna, L. K. (2011, Juni 18). Sehat Maksimum dengan Potasium. Retrieved Juli 10, 2019, from Kompas.com: https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/18/10255745/Sehat.Maksi mum.dengan.Potasium.
Dewin, W. (2015, November 26). Pemberian Kalium dapat Mempengaruhi Pertumbuhan Apel. Kalium, pp. 5 - 7.
Driskell, J. A. (2007). Sport Nutrition. Boca Raton: 2007.
Hidayah, I. (2018). Peningkatan Kadar Asam Laktat dalam Darah Sesudah Bekerja. The Indonesian Journal of Safety and Health, 131 - 132.
Joseph, N. (2019, Februari 11). Hello Sehat. Retrieved Juli 10, 2019, from hellosehat.com: https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/manfaat- zat-potasium-atau-kalium/
Laseduw, J. (2013, Agustus 8). Nectura Juice. Retrieved Juli 07, 2019, from nutreajuice.com: http://necturajuice.com/kandungan-dan-manfaat- apel-dalam-nectura-antioksidan/
Mihardja, d. L. (2018, Juli 14). Sistem Energi dan Zat Gizi yang Diperlukan pada Olahraga Aerobik dan Anaerobik. Pendahuluan, p. 1.
Online, S. (2019). Smallcreb. Retrieved Juli 10, 2019, from smallcreb.com.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama