Barbossa adalah
julukan dua pelaut kakak beradik Muslim legendaris, yaitu Aruj dan Khairuddin,
yang dulu sangat disegani kawan maupun lawan. Mereka menguasai sejumlah wilayah
perairan. Yang paling terkenal adalah ketika menguasai Laut Mediterania yang
membentang sepanjang pantai Afrika Utara. Nama Barbarossa dalam Bahasa Latin bermakna janggut merah.
Orang besar yang berjanggut merah dalam sejarah dunia sangat sedikit sekali,
hanya ada tiga, yaitu Kaisar Frederick I dari Romawi (1123-1190 Masehi) dan
Aruj serta Khairuddin. Kaum Orientalis menyebut mereka sebagai The Barbossa
Brothers (Barbossa bersaudara).
Menurut catatan
Americana Encyclopedia disebutkan bahwa Barbossa adalah julukan yang disematkan
oleh orang-orang Eropa kepada dua orang pelaut Utsmani (Aruj dan Khairuddin).
Sumber tersebut juga mengungkapkan, keduanya dilahirkan di Mytilene di Pulau
Lesbos di Kepulauan Aegean dari ayah orang Yunani. Ketika pulau ini ditaklukkan
Kesultanan Utsmani pada zaman Muhammad Al-Fatih dari tangan Yunani pada tahun
1462 Masehi, banyak mantan anggota pasukan Sipahi, Veteran Laskar Utsmani menetap
di pulau ini, termasuk Yakub bin Yusuf. Yakub menikah dengan seorang wanita
penduduk asli pulau itu, ia membuka usaha rumah makan di tepi pantai pulau
tersebut dan banyak diminati para pelaut yang singgah. Pasangan ini dikaruniai
empat orang anak lelaki bernama Ishak, Aruj, Khizr dan Ilyas. Khizr inilah yang
kemudian dikenal sebagai Khairuddin.
Perjuangan Barbossa
bersaudara ketika peradaban Islam mencapai tingkat tinggi di Andalusia,
kebudayaan, filsafat (sains) dan teknologi (terutama struktur dan arsitektur)
lahir di wilayah Semenanjung Iberia (Spanyol). Hal ini membuat Barat tercengang
dengan kemajuan wilayah itu. Umat Islam, Kristen dan Yahudi hidup rukun selama
dua abad lebih. Selama era Perang Salib, Barat melancarkan misi Reconquista
yaitu misi penaklukan kembali wilayah-wilayah di Eropa. Satu persatu kota-kota
dengan peradaban tinggi mulai jatuh, Lisboa, Merida, Cordoba, Valencia, Murcia,
Sevilla dan puncaknya Granada jatuh pada tahun 1492 Masehi. Bangsa Moor di
wilayah Andalusia tersebut terpaksa hengkang ke Afrika Utara karena misi
Reconquista dilanjutkan dengan misi inkuisisi yaitu pembersihan kaum Muslim, sebagian
murtad dan sebagian lagi bersembunyi di pegunungan. Misi ini memuncak ketika
Raja Ferdinand II dari Aragon menikah dengan ratu Isabella dari Castille, selanjutnya
dikenal sebagai Ferdinand V dari Kastilia. Ferdinand merupakan seorang Khatolik
yang fanatik. Kaum muslim dan Yahudi
dibersihkan selama masa kepemimpinannya.
Masjid Cordoba
yang bertiang 1.000 buah kini menjadi gereja, begitu pula Al-Hambra hanya
tinggal kenangan. Reconquista diteruskan ke arah Afrika Utara dan ke arah timur
yang menjadi tujuan utama, yaitu tanah suci (Yerusalem). Informasi jatuhnya
Andalusia ini sampai ke Utsmani, saat itu dipimpin oleh Sulaiman I, yang saat
hampir bersamaan berhasil menaklukkan Byzantium.Di sinilah kisah pejuangan
Barbossa bersaudara dimulai.
Sebagaimana
digambarkan sejumlah sejarawan, mereka adalah pelaut biasa yang berlayar di
wilayah perairan Yunani dan Utsmani. Suatu hari kapal mereka diserang kapal
militer St. John of Jerusalem atau biasa disebut sebagai Knight of Rhodes. Insiden
itu membuat adik bungsunya (Ilyas) terbunuh. Sejak saat itu Barbossa bersaudara melakukan
aksi penyerangan terhadap semua kapal-kapal militer Kristen. Aksi ini sangat
menggemparkan dan sangat ditakuti Barat.Kisah heroik Barbossa bersaudara sampai
ke Pusat Kesultanan Utsmani. Mereka kagum atas prestasi Barbossa bersaudara.
Kesultanan Utsmani mengangkat kakak beradik ini menjadi Panglima Laut (Kapudan
Pasha) untuk membenahi angkatan Laut Utsmani. Misi dendam berubah menjadi misi
perjuangan Islam setelah mendengar jatuhnya Andalusia. Puluhan ribu Bangsa Moor
(bahkan yang mengungsi di pegunungan) berhasil mereka selamatkan ke
negeri-negeri Afrika Utara seperti Maroko, Tunisia dan Aljazair. Selain itu, Aljazair
dijadikan basis pertahanan lautnya.
Penguasa
Aljazair Sultan Salim At-Toumy tidak seramah sultan di Tunisia. At-Toumy malah
mengusir Barbossa bersaudara ketika sedang bertempur dengan pasukan Kristen
Spanyol. Aruj mengambil keputusan mempertahankan Aljazair dan akhirnya memimpin
kota pelabuhan tersebut atas nama Kesultanan Utsmani. Pada tahun 1518 Spanyol
berhasil menghasut Amir Kota Tlemcen (Tilmisan) untuk menentang Aruj. Aruj
menyerahkan Aljazair kepada Khairuddin dan berangkat ke Tilmisan yang ternyata
di sana ia malah berperang dengan sesama Islam, pasukannya tercecer dan Aruj
sempat lolos. Karena hubungannya dengan anak buahnya yang lebih dari sekadar
kepentingan, Aruj kembali bertempur dan gugur di tahun yang sama. Gugurnya Aruj
menjadikan pimpinan armada laut Utsmani pindah ke Khairuddin.
Spanyol mengira era Barbarossa telah berakhir
di Laut Tengah dan mengirim 20 ribu tentaranya ke Aljazair. Pertempuran hebat
terjadi, namun Khairuddin berhasil mengalahkan pasukan laut tersebut. Khairuddin
sadar, terlalu banyak ancaman dari negeri sekelilingnya selain ancaman utama
Spanyol, hingga akhirnya ia meminta melalui Aljazair supaya Amir Tunisia dan
Tilmisan dialihkan kekuasaannya atas nama daulat Utsmani, mereka pun setuju. Pada
tahun 1519, Sultan Utsmani mengangkat Khairuddin sebagai Beylerbey (Bakler
Baik) atau wakil Kesultanan Utsmani di Aljazair dan memimpin pasukan Janissary,
pasukan khusus militer Utsmani.
Selama dipimpin
Khairuddin, penyelamatan bangsa Moor di Andalusia semakin banyak dilakukan,
tercatat 7 kali pelayaran dengan 36 kapal. Barat menjadi puyeng dengan gemilangnya
Sulaiman I dari Utsmani yang menguasai daratan dengan pasukan Janissary-nya dan
menguasai Laut Tengah oleh Khairuddin. Tahun 1529, di Pulau Penon saat azan
berkumandang orang Spanyol menembakkan meriam ke menara masjid, terjadilah
peperangan dan akhirnya setelah 20 hari pulau tersebut dikuasai Khairuddin. Pada
tahun yang sama, Andrea Doria di Genoa berhasil merestorasi Republik Genoa dan
bersekutu dengan Charles V Spanyol dan melanjutkan misi Reconquita berperang
dengan Sulaiman I dan Khairuddin yang menguasai perairan Laut Tengah.
Charles V yang
berusaha dengan menarik Knights of Rhodes ke Pulau Malta pun gagal membendung
penguasaan Khairuddin atas Laut Tengah. Sejumlah kejadian ini, kaum Orientalis
menyebut Khairuddin sebagai Barbarossa si bajak laut yang jahat dan penuh tipu
muslihat, meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi symbol di
kapalnya. Bahkan, bendera yang diusung Khairuddin adalah bendera berwarna hijau
berisi kaligrafi doa “nashrum minallaah wa fathun qariib wa basysyiril
mu’miniin, ya Muhammad, empat nama Khulafaur Rasyidin dan pedang Zulfikar”. Orientalis
terus mempropagandakan makna negatif Barbarossa hingga sekarang, misalnya
perampok pada Komik Asterix hingga film berseri yang cukup terkenal pada dekade
2000-an Pirates of the Carribean. Ia digambarkan sebagai kapten bajak laut yang
selalu sial. Sejatinya, Khairuddin yang dijuluki sebagai Barbossa si bajak laut
kejam, penuh tipu muslihat adalah seorang Panglima Angkatan Laut Kesultanan
Utsmani berdedikasi tinggi. Ia berhasil menguasai Pantai Spanyol dan
menghancurkan angkatan laut Pasukan Salib di Laut Mediterania. Khairuddin
memiliki peranan yang signifikan dalam membantu Sultan Sulaiman menghadapi
orang-orang Spanyol dan menyelamatkan ribuan Muslim Spanyol dari kekejaman misi
Kristen Eropa. Ia juga berperan dalam kerja sama militer dengan Perancis saat
membebaskan Kota Nice pada tahun 1543 Masehi. Hasil dari kerja sama ini adalah
Utsmani diberikan kekuasaan atas kota pelabuhan Toulon dan menjadi basis
militer Kesultanan Utsmani di Laut Mediterania bagian barat.Tiga tahun setelah
perjanjian kerja sama dengan Perancis, tepatnya tahun 1546, Khairuddin
mengembuskan nafas terakhirnya. Sejak itulah menjadi akhir petualangan heroik
Barbossa bersaudara.
penulis :
Rakanda Malik (Anggota HW UMS)
Tags:
Artikel
cari cargo murah? kunjungi aja website ini. karena https://www.indonekargo.com/ menawarkan banyak paket pengiriman cargo murah
BalasHapusGood article on the topic
BalasHapus